Tagar #KaburAjaDulu saat ini ramai menggema di media sosial sebagai bentuk kekecewaan generasi muda terhadap kondisi negara. Banyak yang menilai ini sebagai respons atas kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak pada rakyat, terutama anak muda yang semakin sulit mendapatkan kehidupan yang layak di negeri sendiri. Namun, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia justru menanggapi tren ini dengan pernyataan yang cukup tajam: "Saya meragukan jiwa nasionalisme kalian."
Pernyataan ini tentu mengundang reaksi keras. Alih-alih memahami akar masalah yang membuat anak muda frustasi, justru nasionalisme mereka yang dipertanyakan. Padahal, bukankah nasionalisme bukan sekadar bertahan dalam keterpurukan, melainkan juga berjuang agar negara ini menjadi tempat yang lebih baik?
KaburAjaDulu: Bentuk Nasionalisme, Bukan Pengkhianatan
Banyak yang salah paham, mengira bahwa keinginan untuk pergi dari Indonesia adalah bentuk ketidakcintaan pada tanah air. Padahal, jika ditelaah lebih dalam, tagar ini adalah kritik keras terhadap kebijakan yang dinilai semakin menyulitkan anak muda untuk berkembang.
Ketika lapangan pekerjaan sempit, harga kebutuhan pokok melambung, dan akses terhadap kehidupan yang lebih baik terasa makin jauh, wajar jika generasi muda merasa kecewa. Mereka ingin tinggal dan berkontribusi, tetapi bagaimana jika ruang untuk itu semakin menyempit?
Menyuarakan #KaburAjaDulu bukan berarti menyerah, melainkan sinyal bahwa ada yang tidak beres dalam sistem ini. Sebuah bentuk protes agar pemerintah introspeksi dan kembali ke jalur yang benar. Kalau memang negara ini layak diperjuangkan, mengapa semakin banyak yang merasa ingin pergi?
Nasionalisme Itu Dirawat, Bukan Diuji dengan Penderitaan
Seharusnya, pertanyaan yang diajukan bukanlah "Mengapa mereka ingin kabur?" tetapi "Apa yang membuat mereka ingin kabur?" Pemerintah seharusnya melihat ini sebagai alarm, bukan malah mempertanyakan nasionalisme generasi muda yang kritis.
Cinta tanah air tidak diukur dari seberapa kuat seseorang bertahan dalam keadaan sulit tanpa mengeluh. Justru, mereka yang berani bersuara, mengkritik, dan menuntut perubahan adalah orang-orang yang peduli. Nasionalisme sejati bukanlah tunduk tanpa berpikir, tetapi memperjuangkan negara agar lebih baik.
Jika pemerintah terus menutup telinga terhadap keluhan rakyatnya, bukan tidak mungkin #KaburAjaDulu akan berubah menjadi kenyataan. Dan ketika itu terjadi, siapa yang sebenarnya harus dipertanyakan nasionalismenya?
Gabung Dengan Komunitas Untuk Berkomentar