Cerita Tindehen alias Sleep Paralysis: Antara Hidup dan Mati Digorok Orang Misterius

Sleep paralysis adalah gangguan tidur yang menyebabkan kita tidak bisa bergerak dan bersuara saat tersadar dari tidur. Lebih tidak enaknya lagi seringkali diiringi dengan halusinasi nampak bayangan atau mendengar suara-suara aneh. Tubuh terasa berat jika dipaksakan untuk tetap tidur, jadi harus diusahakan bangun. Terkadang penglihatan juga menjadi lebih gelap atau menjadi merah. Sepanjang pengalaman saya sih seperti itu. Kalau orang Jawa nyebutnya Tindihen.

Saya sering mengalami tindihen sedari kecil. Padahal saya sudah wudlu dan berdoā€™a sebelum tidur dengan baik. Beberapa penelitian mengungkap salah satu faktornya adalah stress. Apakah saya sedang stress banyak pikiran? Tidak selalu. Saat saya tidur dengan rileks pun pernah tindihen. Pola hidup kurang sehat? Entahlah. Padahal makan sudah teratur. Tiap hari pun suka jalan kaki sebagai olahraga ringan.

Di samping itu saya pernah tindihen karena saat hendak tidur membayangkan hantu-hantu yang seram. Jadi keterusan deh sampai terjadi tindihen.

Beragam demit muncul saat saya tindihen. Dari genderuwo, pocong di pojokan, mbak kunti terbang, atau sekedar bayangan ga jelas. Seumur hidup lihat hantu-hantuan (entah itu asli atau sekedar halusinasi) ya cuma saat tindihen, tidak pernah lihat secara langsung. Agak kepo tapi amit-amit deh.

Ketika saya masih kecil kalau tidak salah saat masih SD, saya pernah tindihen. Begitu saya berhasil bangun, saya mengadu ke ibu. Saya bergidik ngeri saat ibu bilang bahwa jika keterusan dan tidak bisa bangun dari tindihen akibatnya paling parah bisa berujung meninggal. Entah itu benar fakta atau tidak.

Pengalaman tindihen paling hebat dan yang selalu terkenang ialah saat kelas 2 SMP.

Waktu itu saya nyantri di sebuah pondok pesantren dan diamanahi menjadi kakak pembimbing santri baru. Saya dan dua teman saya ditempatkan di kamar adik-adik kelas 1 SMP, ditugasi membersamai dan membimbing mereka selama fase adaptasi. Ada juga tiga orang kakak kelas 2 SMA tapi mereka di sudut kamar yang berbeda dan saya pribadi tidak terlalu akrab.

Tidak ada masalah, tidak ada badai pada suatu malam saya tindihen (lagi). Posisi saya tidur di bagian sudut kamar sebelah timur. Urutan dari paling pojok ada teman saya, lalu di tengah teman saya satunya, barulah saya bersebelahan langsung dengan adik kelas. Ada jarak sedikit.

Nah, entah jam berapa saya terbangun. Penglihatan jelas berpendar menangkap suasana kamar dengan lampu sudah dimatikan. Hening. Semuanya sudah tidur nyenyak. Mulai terasa tubuh kaku, berat, dan sesak. Mau minta tolong mulut tidak bisa terbuka. Bahkan menggumam juga tidak bisa.

Di sebelah kanan, di mana ada jarak sedikit dengan adik kelas, tiba-tiba ada laki-laki duduk menatap saya dengan intens. Dia memakai entah kaos atau hoodie, pakaiannya serba hitam. Sangat dekat tapi wajahnya tidak jelas. Dia mengeluarkan golok lantas menggorok leher saya.

Sangat sakit rasanya. Betulan terasa! Saya berteriak entah mengeluarkan suara atau tidak.

Saya usahakan bangun dan sadar. Sangat sulit. Ayo, bangun! Akhirnya saya bangun dengan kesadaran penuh. Lelaki itu menghilang. Segera saya duduk dan menenangkan diri, membaca dzikir apa saja.

Tenang sudah. Masih tengah malam, sebaiknya tidur lagi.

Tapi sial. Laki-laki itu muncul dan menggorok leher lagi.

Terasa sakit. Tapi apa daya tidak bisa bergerak apalagi teriak minta tolong.

Sekuat tenaga saya berusaha bangun. Syukur saya bisa bangun. Saya masih hidup! Dia kembali menghilang.Tadi itu rasa sakitnya begitu nyata.

Bertahun-tahun saya tidak menceritakan kejadian ini. Biarlah saya simpan sendiri. Sampai ketika kuliah, saya menceritakannya kepada teman-teman dekat.

Dari pengalaman selama ini,Ā saya ada sedikit tips yang bisa dibagikan walaupun terkadang sampai sekarang pun saya masih mengalamiĀ tindihen hehe..

Tips Meminimalisir Tindihen

Sebelum tidur biasakan berwudlu atau berdoā€™a sesuai kepercayaan masing-masing. Buat pikiran dan tubuh senyaman mungkin. Bisa putar lagu atau murotal pengantar tidur.Jika sedang banyak pikiran, mungkin journaling di buku atau note hp bisa membantu.

Saat terjadi tindihen, jangan panik. Berusahalah sekuat tenaga untuk bangun. Gerak-gerakkan tubuh mulai dari jari, lengan, atau kaki. Dari yang paling mudah. Ucapkan dalam hati dzikir atau kalimat motivasi untuk mendorong bisa bangun. Bisa mencoba menggigit bibir untuk memancing kesadaran.Jika sudah bangun, tenangkan diri. Atur pernapasan. Ubah posisi tidur. Bisa juga pindah ke tempat yang dirasa lebih nyaman.

Saran terakhir, jangan hanya tanya ke pak ustadz, coba konsultasikan juga ke psikolog.

TangiTuru Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis , Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis

Gabung Dengan Komunitas Untuk Berkomentar


Rekomendasi Untuk Anda
Tentang Penulis